AGENDA KEGIATAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
Anggota Komite III DPD RI asal Maluku Utara, Hasby Yusuf, mendorong upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di wilayahnya agar lebih masif dan universal. Hal itu sampaikan saat Hasby Yusuf berbincang dengan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara, Winarto, di Anomali Coffee, Kelurahan Santiong, pada Minggu malam, 22 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, Winarto mengapresiasi ide-ide yang disampaikan oleh Hasby Yusuf, yang dinilainya sangat konstruktif dan mendukung pemajuan kebudayaan di Maluku Utara. “Upaya dan gagasan Pak Hasby luar biasa. Nantinya, kita akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk direktorat di tingkat kementerian, pemerintah kabupaten/kota, seniman, budayawan, dan pelaku seni lainnya. Semua pihak ini memiliki peran penting dalam penguatan kebudayaan di Maluku Utara,” ujar Winarto saat ditemui kembali pada Senin, 23 Juni 2025. Menurut Winarto, kebudayaan mencakup berbagai aspek, tidak hanya sekadar tarian atau kuliner, tetapi juga mencakup pelestarian cagar budaya dan pemajuan nilai-nilai kearifan lokal. Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif terhadap arti penting kebudayaan, meski sering kali dianggap kurang berdampak terhadap pendapatan daerah. “Kebudayaan tidak akan pernah mati. Semua akar peradaban berasal dari kebudayaan. Jangan sampai kebudayaan dipandang sebelah mata hanya karena dianggap tidak menghasilkan keuntungan ekonomi langsung. Justru penguatan anggaran untuk sektor ini sangat penting,” tegasnya. Ia pun berharap, aspirasi yang disampaikan dapat ditindaklanjuti oleh para senator, termasuk Hasby Yusuf, agar bisa diperjuangkan hingga ke tingkat kementerian dan pemerintah daerah. “Banyak hal terkait kebudayaan yang perlu segera dipercepat. Walau ada tantangan, kita tetap optimis,” tambahnya. Sementara itu, Hasby Yusuf menegaskan bahwa kebudayaan merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya di tengah tantangan zaman, termasuk tekanan dari industri ekstraktif seperti pertambangan. “Kalau kita ingin memajukan negeri ini, jangan hanya bicara soal revitalisasi benteng. Kesadaran akan kebudayaan itu jauh lebih luas dan mendasar. Tambang bisa habis, tapi kebudayaan tidak,” ungkap Hasby. Ia menambahkan, pelestarian kebudayaan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah, terutama bagi generasi muda. Aspirasi dan masukan dari masyarakat akan ia terus dorong ke kementerian terkait dan juga kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Sumber Berita dari : https://www.kadera.id/2025/06/23/hasby-yusuf-dorong-pelestarian-kebudayaan-maluku-utara/
Sejumlah aspirasi disampaikan oleh para dosen dan mahasiswa saat anggota DPD RI Komite III, Hasby Yusuf, melakukan kunjungan kerja (kunker) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair), Sabtu, 21 Juni 2025. Aspirasi yang disuarakan meliputi berbagai persoalan, seperti nasib tenaga pengajar non-dosen yang belum jelas statusnya, usulan agar RSUD Chasan Boesoirie dijadikan rumah sakit pendidikan, tingginya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), kebutuhan beasiswa, hingga sarana prasarana seperti laboratorium dan alat praktik yang masih sangat terbatas. Salah satu dosen Prodi Psikologi FKIK, Amalia SJ Kahar, menyampaikan keluhan terkait belum tersedianya laboratorium dan peralatan pendukung di program studinya. Ia menyebut, beberapa prodi lain memang sudah memiliki laboratorium, namun dengan kondisi yang belum memadai. “Prodi Farmasi punya lab, tapi tidak layak. Prodi Kedokteran punya lab, tapi masih kurang. Sedangkan Prodi Psikologi sama sekali belum memiliki laboratorium maupun peralatannya,” kata Amalia. Ia menambahkan, keberadaan laboratorium Psikologi sejatinya dapat menjadi sumber pemasukan bagi universitas, jika dikelola dengan baik. Selain itu, Amalia juga menyoroti persoalan fasilitas kerja bagi para dosen Psikologi yang tidak memiliki ruang kerja tetap. Kondisi ini membuat aktivitas dosen menjadi tidak nyaman dan menyulitkan mahasiswa yang ingin melakukan konsultasi akademik. “Dosen kami kadang duduk di ruang lab Farmasi, kadang di perpustakaan, bahkan ada yang di bawah pohon,” ujarnya. Para dosen dan mahasiswa berharap aspirasi tersebut dapat disampaikan oleh senator perwakilan Maluku Utara kepada kementerian terkait serta pihak universitas. Menanggapi hal tersebut, Hasby Yusuf menyatakan bahwa seluruh masukan akan diteruskan kepada kementerian terkait, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan. “Kami akan mengusulkan agar pelayanan pendidikan di FKIK bisa ditingkatkan. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945,” tegas Hasby. Ia menambahkan, pendidikan yang layak dan berkualitas sangat penting untuk membangun masa depan bangsa Indonesia. Sumber Berita: https://www.kadera.id/2025/06/21/kunker-ke-fakultas-kedokteran-unkhair-hasby-yusuf-siap-perjuangkan-aspirasi-dosen-dan-mahasiswa/
Anggota DPD RI menghadiri event Nasional Pariwisata Festival Kora Kora yang di selenggarakan di Taman Nukila Kota Ternate Tengah yang dihadiri dari Kementerian Pariwisata, Forkompimda Provinsi Malut dan Forkompinda Kota Ternate dan Stakeholder Pariwisata Provinsi Maluku Utara.
Anggota Komite III DPD RI asal Maluku Utara, Hasby Yusuf, mendorong upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di wilayahnya agar lebih masif dan universal. Hal itu sampaikan saat Hasby Yusuf berbincang dengan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara, Winarto, di Anomali Coffee, Kelurahan Santiong, pada Minggu malam, 22 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, Winarto mengapresiasi ide-ide yang disampaikan oleh Hasby Yusuf, yang dinilainya sangat konstruktif dan mendukung pemajuan kebudayaan di Maluku Utara. “Upaya dan gagasan Pak Hasby luar biasa. Nantinya, kita akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk direktorat di tingkat kementerian, pemerintah kabupaten/kota, seniman, budayawan, dan pelaku seni lainnya. Semua pihak ini memiliki peran penting dalam penguatan kebudayaan di Maluku Utara,” ujar Winarto saat ditemui kembali pada Senin, 23 Juni 2025. Menurut Winarto, kebudayaan mencakup berbagai aspek, tidak hanya sekadar tarian atau kuliner, tetapi juga mencakup pelestarian cagar budaya dan pemajuan nilai-nilai kearifan lokal. Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif terhadap arti penting kebudayaan, meski sering kali dianggap kurang berdampak terhadap pendapatan daerah. “Kebudayaan tidak akan pernah mati. Semua akar peradaban berasal dari kebudayaan. Jangan sampai kebudayaan dipandang sebelah mata hanya karena dianggap tidak menghasilkan keuntungan ekonomi langsung. Justru penguatan anggaran untuk sektor ini sangat penting,” tegasnya. Ia pun berharap, aspirasi yang disampaikan dapat ditindaklanjuti oleh para senator, termasuk Hasby Yusuf, agar bisa diperjuangkan hingga ke tingkat kementerian dan pemerintah daerah. “Banyak hal terkait kebudayaan yang perlu segera dipercepat. Walau ada tantangan, kita tetap optimis,” tambahnya. Sementara itu, Hasby Yusuf menegaskan bahwa kebudayaan merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya di tengah tantangan zaman, termasuk tekanan dari industri ekstraktif seperti pertambangan. “Kalau kita ingin memajukan negeri ini, jangan hanya bicara soal revitalisasi benteng. Kesadaran akan kebudayaan itu jauh lebih luas dan mendasar. Tambang bisa habis, tapi kebudayaan tidak,” ungkap Hasby. Ia menambahkan, pelestarian kebudayaan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah, terutama bagi generasi muda. Aspirasi dan masukan dari masyarakat akan ia terus dorong ke kementerian terkait dan juga kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Sumber Berita dari : https://www.kadera.id/2025/06/23/hasby-yusuf-dorong-pelestarian-kebudayaan-maluku-utara/
Sejumlah aspirasi disampaikan oleh para dosen dan mahasiswa saat anggota DPD RI Komite III, Hasby Yusuf, melakukan kunjungan kerja (kunker) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair), Sabtu, 21 Juni 2025. Aspirasi yang disuarakan meliputi berbagai persoalan, seperti nasib tenaga pengajar non-dosen yang belum jelas statusnya, usulan agar RSUD Chasan Boesoirie dijadikan rumah sakit pendidikan, tingginya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), kebutuhan beasiswa, hingga sarana prasarana seperti laboratorium dan alat praktik yang masih sangat terbatas. Salah satu dosen Prodi Psikologi FKIK, Amalia SJ Kahar, menyampaikan keluhan terkait belum tersedianya laboratorium dan peralatan pendukung di program studinya. Ia menyebut, beberapa prodi lain memang sudah memiliki laboratorium, namun dengan kondisi yang belum memadai. “Prodi Farmasi punya lab, tapi tidak layak. Prodi Kedokteran punya lab, tapi masih kurang. Sedangkan Prodi Psikologi sama sekali belum memiliki laboratorium maupun peralatannya,” kata Amalia. Ia menambahkan, keberadaan laboratorium Psikologi sejatinya dapat menjadi sumber pemasukan bagi universitas, jika dikelola dengan baik. Selain itu, Amalia juga menyoroti persoalan fasilitas kerja bagi para dosen Psikologi yang tidak memiliki ruang kerja tetap. Kondisi ini membuat aktivitas dosen menjadi tidak nyaman dan menyulitkan mahasiswa yang ingin melakukan konsultasi akademik. “Dosen kami kadang duduk di ruang lab Farmasi, kadang di perpustakaan, bahkan ada yang di bawah pohon,” ujarnya. Para dosen dan mahasiswa berharap aspirasi tersebut dapat disampaikan oleh senator perwakilan Maluku Utara kepada kementerian terkait serta pihak universitas. Menanggapi hal tersebut, Hasby Yusuf menyatakan bahwa seluruh masukan akan diteruskan kepada kementerian terkait, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan. “Kami akan mengusulkan agar pelayanan pendidikan di FKIK bisa ditingkatkan. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945,” tegas Hasby. Ia menambahkan, pendidikan yang layak dan berkualitas sangat penting untuk membangun masa depan bangsa Indonesia. Sumber Berita: https://www.kadera.id/2025/06/21/kunker-ke-fakultas-kedokteran-unkhair-hasby-yusuf-siap-perjuangkan-aspirasi-dosen-dan-mahasiswa/
Anggota DPD RI menghadiri event Nasional Pariwisata Festival Kora Kora yang di selenggarakan di Taman Nukila Kota Ternate Tengah yang dihadiri dari Kementerian Pariwisata, Forkompimda Provinsi Malut dan Forkompinda Kota Ternate dan Stakeholder Pariwisata Provinsi Maluku Utara.
Anggota Komite III DPD RI asal Maluku Utara, Hasby Yusuf, mendorong upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di wilayahnya agar lebih masif dan universal. Hal itu sampaikan saat Hasby Yusuf berbincang dengan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara, Winarto, di Anomali Coffee, Kelurahan Santiong, pada Minggu malam, 22 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, Winarto mengapresiasi ide-ide yang disampaikan oleh Hasby Yusuf, yang dinilainya sangat konstruktif dan mendukung pemajuan kebudayaan di Maluku Utara. “Upaya dan gagasan Pak Hasby luar biasa. Nantinya, kita akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk direktorat di tingkat kementerian, pemerintah kabupaten/kota, seniman, budayawan, dan pelaku seni lainnya. Semua pihak ini memiliki peran penting dalam penguatan kebudayaan di Maluku Utara,” ujar Winarto saat ditemui kembali pada Senin, 23 Juni 2025. Menurut Winarto, kebudayaan mencakup berbagai aspek, tidak hanya sekadar tarian atau kuliner, tetapi juga mencakup pelestarian cagar budaya dan pemajuan nilai-nilai kearifan lokal. Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif terhadap arti penting kebudayaan, meski sering kali dianggap kurang berdampak terhadap pendapatan daerah. “Kebudayaan tidak akan pernah mati. Semua akar peradaban berasal dari kebudayaan. Jangan sampai kebudayaan dipandang sebelah mata hanya karena dianggap tidak menghasilkan keuntungan ekonomi langsung. Justru penguatan anggaran untuk sektor ini sangat penting,” tegasnya. Ia pun berharap, aspirasi yang disampaikan dapat ditindaklanjuti oleh para senator, termasuk Hasby Yusuf, agar bisa diperjuangkan hingga ke tingkat kementerian dan pemerintah daerah. “Banyak hal terkait kebudayaan yang perlu segera dipercepat. Walau ada tantangan, kita tetap optimis,” tambahnya. Sementara itu, Hasby Yusuf menegaskan bahwa kebudayaan merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya di tengah tantangan zaman, termasuk tekanan dari industri ekstraktif seperti pertambangan. “Kalau kita ingin memajukan negeri ini, jangan hanya bicara soal revitalisasi benteng. Kesadaran akan kebudayaan itu jauh lebih luas dan mendasar. Tambang bisa habis, tapi kebudayaan tidak,” ungkap Hasby. Ia menambahkan, pelestarian kebudayaan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah, terutama bagi generasi muda. Aspirasi dan masukan dari masyarakat akan ia terus dorong ke kementerian terkait dan juga kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Sumber Berita dari : https://www.kadera.id/2025/06/23/hasby-yusuf-dorong-pelestarian-kebudayaan-maluku-utara/
Sejumlah aspirasi disampaikan oleh para dosen dan mahasiswa saat anggota DPD RI Komite III, Hasby Yusuf, melakukan kunjungan kerja (kunker) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair), Sabtu, 21 Juni 2025. Aspirasi yang disuarakan meliputi berbagai persoalan, seperti nasib tenaga pengajar non-dosen yang belum jelas statusnya, usulan agar RSUD Chasan Boesoirie dijadikan rumah sakit pendidikan, tingginya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), kebutuhan beasiswa, hingga sarana prasarana seperti laboratorium dan alat praktik yang masih sangat terbatas. Salah satu dosen Prodi Psikologi FKIK, Amalia SJ Kahar, menyampaikan keluhan terkait belum tersedianya laboratorium dan peralatan pendukung di program studinya. Ia menyebut, beberapa prodi lain memang sudah memiliki laboratorium, namun dengan kondisi yang belum memadai. “Prodi Farmasi punya lab, tapi tidak layak. Prodi Kedokteran punya lab, tapi masih kurang. Sedangkan Prodi Psikologi sama sekali belum memiliki laboratorium maupun peralatannya,” kata Amalia. Ia menambahkan, keberadaan laboratorium Psikologi sejatinya dapat menjadi sumber pemasukan bagi universitas, jika dikelola dengan baik. Selain itu, Amalia juga menyoroti persoalan fasilitas kerja bagi para dosen Psikologi yang tidak memiliki ruang kerja tetap. Kondisi ini membuat aktivitas dosen menjadi tidak nyaman dan menyulitkan mahasiswa yang ingin melakukan konsultasi akademik. “Dosen kami kadang duduk di ruang lab Farmasi, kadang di perpustakaan, bahkan ada yang di bawah pohon,” ujarnya. Para dosen dan mahasiswa berharap aspirasi tersebut dapat disampaikan oleh senator perwakilan Maluku Utara kepada kementerian terkait serta pihak universitas. Menanggapi hal tersebut, Hasby Yusuf menyatakan bahwa seluruh masukan akan diteruskan kepada kementerian terkait, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan. “Kami akan mengusulkan agar pelayanan pendidikan di FKIK bisa ditingkatkan. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945,” tegas Hasby. Ia menambahkan, pendidikan yang layak dan berkualitas sangat penting untuk membangun masa depan bangsa Indonesia. Sumber Berita: https://www.kadera.id/2025/06/21/kunker-ke-fakultas-kedokteran-unkhair-hasby-yusuf-siap-perjuangkan-aspirasi-dosen-dan-mahasiswa/
Anggota DPD RI menghadiri event Nasional Pariwisata Festival Kora Kora yang di selenggarakan di Taman Nukila Kota Ternate Tengah yang dihadiri dari Kementerian Pariwisata, Forkompimda Provinsi Malut dan Forkompinda Kota Ternate dan Stakeholder Pariwisata Provinsi Maluku Utara.
LAPOR SENATOR
Lapor Senator Masyarakan Daerah
Ayo sampaikan aspirasi Anda secara langsung untuk memperjuangkan kepentiangan daerah Anda.
WEBSITE SATELIT DPD RI